Jumat, 28 Februari 2014

Apa Itu Investasi

Kita tidak asing dengan kata investasi. Sebagai masyarakat modern, bisa jadi setiap hari kita mendengar kata itu. Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal. Namun apakah hakikat dari investasi itu sendiri? Investasi sebenarnya adalah meluangkan/memanfaatkan waktu, uang atau tenaga dengan harapan mendapatkan keuntungan/manfaat di masa datang. Jadi pada dasarnya investasi adalah “membeli” sesuatu yang diharapkan bisa “dijual kembali“ di masa yang akan datang dengan nilai yang lebih tinggi.
InvestasiInvestasi memiliki arti yang luas. Kita sering mendengar bahwa investasi terptentin adalah pendidikan. Prinsipnya sama saja, dengan bertambahnya pengetahuan dan keahlian, diharapkan pencarian kerja dan pendapatan lebih besar. Manfaatnya baru akan terasa di masa mendatang.
Namun, di situs ini kita hanya akan membahas investasi di dalam konteks finansial. Yaitu investasi untuk mendapatkan hasil keuntungan dalam bentuk materi di masa mendatang. Istilah investasi sudah berkembang sejak jaman dahulu. Di pedesaan,

Properti Investasi Paling Populer di Indonesia

Masyarakat Indonesia semakin menggandrungi properti sebagai instrumen investasinya. Hal tersebut menggeser dana tunai, termasuk deposito dan tabungan sebagai investasi paling populer sebelumnya. Demikian hasil survei Citi  Financial Quotient (FinQ) yang dirilis Selasa (25/2/2014) ini, di Jakarta.

"Hasil survei terbaru menunujukan bahwa properti telah mengambil alih posisi sebagai bentuk investasi paling populer di Indonesia, diikuti oleh dana tunai dan asuransi," sebut Retail Bank Segment Marketing Head, Citibank N.A Indonesia Ivan Jaya.

Survei tahunan ini dilakukan terhadap masyarakat Indonesia dengan gender, umur, domisili dan tingkat pendapatan yang berbeda. Beberapa kategori yang termasuk dalam penghitungan FinQ mencakup penganggaran, program tabungan, perencanaan pensiun, investasi, dan kepemilikan rumah.

“Financial quotient atau FinQ adalah istilah yang digunakan Citigroup untuk menunjukkan kemampuan seseorang dalam memahami pentingnya perencanaan keuangan dan mengimplementasikan tata kelola keuangan dengan baik,” ucapnya.

Investasi Banyuwangi selama tahun 2013 meningkat 200 persen

Investasi yang masuk di Kabupaten Banyuwangi selama tahun 2013 meningkat 200 persen. Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Banyuwangi Abdul Kadir kepada Kompas.com Kamis (27/02/2014).

"Pertumbuhan nilai investasi mencapai 3,2 miliar triliun dan ini lebih besar dari pada tahun sebelumnya yang hanya 1.19 triliun rupiah," jelas Abdul Kadir.

Ia juga menjelaskan besarnya nilai investasi lebih banyak didapatkan dari penanaman modal dalam negeri yang mencapai 2,45 triliun. Untuk tahun 2013 ada lima penanaman modal dari dalam negeri, di antaranya industri gula Glenmore dengan nilai investasi Rp 1,5 triliun, serta Rp 868 miliar dari terminal LPG Bosowa.

Selain itu ada juga investasi daerah yang nilainya mencapai Rp 790 miliar yang berasal dari sektor perdagangan. "Hal ini tidak lepas dari kondisi Banyuwangi yang kondusif serta mudahnya perijinan yang menjadi daya tarik investor untuk menanamkan modal. Selain itu Pemkab Banyuwangi juga memberikan pengurangan bea mauk impor dan ekspor dan atau pajak produksi yang kedepannya nanti akan diatur dala peraturan daerah," jelasnya.

Ia menjelaskan, insentif diberikan dengan tujuan supaya investor mendapatkan jaminan secara legal akan kemudahan dan fasilitas yang diterimanya ketika berinvestasi di Banyuwangi.

"Peningkatan nilai investasi juga dipengaruhi infrastruktur jalan dan lengkapnya akses transportasi meliputi darat, laut dan udara, sehingga Banyuwangi dianggap semakin maju dan aman bagi investor,” pungkas Kadir.


Penulis: Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati
Editor : Bambang Priyo Jatmiko